23 Sekolah Terdampak Bencana Sukabumi, Dua Diantaranya Perlu Relokasi
SUKABUMI, Gemantara News
Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah V Provinsi Jawa Barat menyebut sebanyak 23 sekolah di Kabupaten Sukabumi terdampak bencana hidrometeorologi yang terjadi pada awal Desember lalu. Sekolah tersebut terdiri dari SMA, SMK, SLB negeri dan swasta.
Kepala KCD Pendidikan Wilayah V, Lima Faudiamar menyatakan sekolah tersebut terdampak banjir bandang luapan sungai, longsor serta pergerakan tanah.
Seperti SMKN 1 Tegalbuleud yang terendam banjir rob menyebabkan sejumlah komputer yang biasa dipakai siswa untuk belajar rusak, termasuk alat praktek lainnya. Selain itu ada beberapa barang milik sekolah yang juga hanyut.
Kemudian SMAN 1 Ciemas mengalami kerusakan akibat pergerakan tanah. Sehingga baik SMK di Tegalbuleud dan SMA di Ciemas, sama-sama harus direlokasi.
“Rencana [direlokasi] ada dua, pertama mungkin SMA Ciemas kemudian yang SMK yang Tegalbuleud. Dua [sekolah] itu, tapi yang prioritas Ciemas,” kata Lima, Selasa (24/12/2024).
Untuk langkah perbaikan sekolah rusak yang pertama mendokumentasikannya kemudian menyusun kronologi. Selanjutnya diajukan ke bagian perencanaan Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat, untuk penanganan memakai konsep bantuan tidak terduga atau BTT.
“Jadi kita sudah laporkan dan sudah diproses di bagian perencanaan Dinas Pendidikan. Untuk relokasi sebenarnya jauh sebelum bencana ini terjadi, sekolah tersebut memang harus direlokasi tapi kita mencari dulu lokasi yang tepat, jangan sampai sudah direlokasi kena lagi,” ujarnya.
Ujian Diundur
Lima menuturkan, bencana itu terjadi pada Rabu 4 Desember, yang dimana beberapa hari lagi sekolah dijadwalkan melaksanakan ujian akhir. Sehingga pihak KCD mengintruksikan kepada sekolah di daerah yang terdampak bencana agar melaksanakan ujian secara daring, apabila tidak memungkinkan untuk daring maka jangan dulu dilaksanakan ujian sampai kondisi benar-benar memungkinkan. Sehingga ada beberapa sekolah yang mengundur jadwal ujiannya.
“Ada yang diundur tiga sekolah dari Kecamatan Kalibunder kemudian Sagaranten dan Simpenan. Tiga sekolah itu kini sudah selesai melaksanakan ujian, jadi ketika hari Senin dan Selasa tidak bisa maka hari Rabu ada kesempatan mereka ujian,” kata Lima.
Bantuan untuk Siswa
Lima menyatakan usai ujian, sekolah libur namun para guru terutama wali kelas masih terus melakukan pendataan anak didiknya yang terdampak bencana. Adapun yang terdata baru mencapai 626 siswa dan jumlah siswa yang terdampak bencana kemungkinan akan terus bertambah.
Dia mengungkapkan kendala yang dialami saat ini yaitu menyampaikan laporan data, karena sinyal seluler yang masih belum normal di daerah-daerah pelosok.
“Untuk siswa yang terdampak bencana dari KCD telah memberikan bantuan school kit atau perlengkapan sekolah, mulai dari seragam, alat tulis sampai sepatu. Selain itu dari sekolah-sekolah di kota dan kabupaten yang tidak terdampak bencana memberikan bantuan berupa sembako, susu, pempers untuk keluarga siswanya,” ujar Lima. (Visi/Red)